Mengungkap Tabir Dugaan Pungli Di P2WK Perlapak 5 Juta Sampai 20 Juta

 

Seputarterkini.com | BATAM - Dugaan pungli lapak di area Welcome To Batam (WTB) dilakukan pihak pengurus yang lama oknum P2WK (Perkumpulan Pedagang Wisata Kuliner), nilai dugaan pungli perlapak sebesar Rp.5 Juta sampai Rp.20 Juta, Minggu (06/11).

Sebelumnya dalam pemberitaan salah satu media online terkait dugaan pungli tersebut, mengatakan bahwa Pihak Kepolisan Polresta Barelang telah memangil pengurus baru oknum P2WK (Perkumpulan Pedagang Wisata Kuliner Batam) dan telah memeriksa lima orang untuk dimintai keterangan atas adanya informasi dari masyarakat terkait dugaan Pungutan Liar (Pungli) Welcome To Batam (WTB), namun saat dilakukan penyelidikan dan pemeriksaan, mereka mengatakan hanya memungut biaya lapak Rp.10 ribu dan Rp.15 ribu, Selasa (01/11).

Sementara itu, menurut salah satu sumber berinisial (IN) menjelaskan, sejumlah saksi yang dipanggil guna dilakukan pemeriksaan tersebut adalah pihak pengurus lapak WTB. Sebagaimana diketahui, pengurus atau pengelola lapak WTB ini membentuk suatu perkumpulan yakni Perkumpulan Pedagang Wisata Kuliner (P2WK).

“Maka setiap calon pedagang yang hendak menyewa atau membeli lapak di area WTB wajib melalui pengurus/ pengelola oknum P2WK,”katanya.

Katanya lagi, harga lapak yang diperjual-belikan oleh pengurus lama oknum P2WK di area WTB dengan senilai Rp.5 juta sampai Rp.20 Juta , bukan seharga 10rb sampai 15rb sebagaimana disampaikan oleh saksi yang di panggil pihak kepolisian" jelasnya

Namun harganya tergantung besaran ukuran lapak, yang paling murah perlapak Rp.5 Juta dengan ukuran paling kecil dan untuk ukuran lapak yang paling besar harganya Rp 20 juta.

Di sebutkannya, Total lapak di area WTB sekira mencapai 215 lapak.

Sebagaimana menunjukkan bukti kwitansi transaksi jual-beli dan video/foto penyerahan uang. Selain itu, para pedagang juga di pungut uang iuran bulanan senilai Rp.300 Ribu per bulan untuk setiap lapak.

“Dari hasil 200 lapak saja pengelola bisa mendapatkan memungut Rp.60 Juta tiap bulannya,”ungkapnya.

Sampai berita ini di terbitkan , awak media belum dapat mengkonfirmasi ke instansi terkait. 

" Bersambung"

"Redaksi"

Lebih baru Lebih lama